Archive for September, 2008

h1

Keledai

22 September 2008

Seekor keledai tua berjalan tertatih diantara ladang gandum

Ditarik oleh seorang pengelana

Keledai itu kehausan karena berjalan tak pernah berhenti

Dipunggungnya menjuntai 2 tas besar berisi perbekalan

Tapi tak sedikitpun air dibawa ditas itu

Kemudian sampailah ia pada genangan air yang terlihat jelas dari kejauhan

Rasa haus yang sangat membuatnya tak sabar meloncat ke dalam genangan itu

Tapi apa yang terjadi???

IA terjerembab jatuh ke dalam genangan tersebut

Tangannya luka, kakinya luka, kepalanya luka, HATInya juga luka

Karena, ia terjerembab lagi kedalam lubang yang sama

Betapa TOLOLnya!!!

h1

Kekasih

17 September 2008

Kekasih…

Ketika di pagi hari aku terbangun, 5 menit sebelum engkau pergi, dan kau tetap menyambutku, memelukku dan tetap tersenyum manis padaku..

Aku yakin itu karena ALLAH membimbingmu

Kekasih…

Ketika siang hari, kau datang dan melihatku masih menggunakan daster bututku sedang memasak masakan yang entah kau sukai atau tidak, dan kau tetap memelukku, mencium keningku penuh cinta

Aku yakin itu kau lakukan pun karena ALLAH

Kekasih…

JIka malam hari, kau hendak tidur kemudian mengajakku menemanimu dan aku masih berkutat dengan tulisan-tulisan yang tidak penting, dan kau masih juga tersenyum, memandangiku penuh kagum dan cinta

Aku yakin itu karena ALLAH semata.

Kekasih…

Jika ditengah malam kau terbangun, memandangiku, menyelimutiku, memelukku dalam dekapmu

Itu kuyakin karena ALLAH bersamamu

Kekasih…

Aku yakin ALLAH menganugerahkanmu untukku, semata karena ingin aku mengerti bahwa IA sang MAHA yang mampu menghadirkan kasih dalam bentuk apapun dan mengharapku menjagamu sebaik mungkin, semampuku.

Dan kau kekasih adalah anugerah yang besar untukku yang  juga adalah ujian untukku. Aku sadari itu…

Kekasih…

Karena ALLAH pulalah, aku mengasihimu dengan segenap jiwaku…

 

(Untuk 2 kekasih jiwa… malaikat2 kecilku)

h1

Delapan Kebohongan Ibu

11 September 2008

Artikel yang bisa kita renungkan…

Mari kita ambil hikmahnya..

Tulisan ini tentang Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya.


Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :
“Makanlah nak, aku tidak lapar” ———- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika aku mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Saat aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah kakak2ku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :”Ibu, tidurlah, sdh mlm, bsk pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA 
Ketika ujian tiba, ibu menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :”Minumlah nak, aku tidak haus!” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPATStlh kepergian ayah krn sakit, ibu yg malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluargapun semakin susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kami yg begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yg memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku dan kakak2ku tamat dari sekolah dan mulai bekerja, ibu yg sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakak2ku yg bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya punya duit” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yg lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku tidak terbiasa” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yg berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yg keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yg tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yg ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku shg ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dlm kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yg kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : ” Terima kasih ibu ! ” 

 

 

 

h1

Kangen

8 September 2008

Hari ini aku kangeeeeeeeeeeen banget

Kangen kulitnya yang coklat kehitaman

Kangen matanya yang lebar

Kangen alisnya yang tebal

Kangen sentuhannya yang lembut

Kangen senyumnya yang menarik

Kangen pelukannya yang hangat

Aku kangen padanya

Sampai, teraweh-ku semalam terusik wajahnya yang berkelebat2 tak henti

Aku ingin sekali nangis…

Mama kangen kamu Sasa

Kangen saat Sasa panggil Mama

Kangen saat Sasa bilang, ‘Mama Ku’

Semoga engkau sehat selalu ya anakku…

Doa Mama selalu untukmu

Ya ALLAH… Lindungilah anak2ku nun berada disana, Lala & Sasa

h1

Ikhlas

8 September 2008

Ramadhan adalah bulan keikhlasan, penuh pengampunan, aku meyakini itu

Seperti keyakinanku pada semua hal yang menjadi ketetapanNya

………………………………………………………………………………………….

Seorang perempuan menangis, airmatanya mengalir deras tak terkendali, aku ambil sejumput tissue dan kuberikan padanya. Ku usap pundaknya tanpa kubersuara. Cerita mengalir…..

“……………………………………………………………………………………………….. Aku bener2 ndak tau, apa karena sekarang Ramadhan, sehingga dia berani melakukan ini. Si Sulung sampai ingin sekali membunuhnya. Aku ikhlas dengan yang terjadi, aku akan tanda tangani jika memang itu demi untuk menyelamatkan keutuhan rumah tangga kami. Aku ndak akan menuntut bercerai. Aku ikhlas asal dia bisa berlaku adil………………………………………..”

IKHLAS…. RAMADHAN adalah bulan yang suci, padanya dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.

Kau sudah melakukan itu, Mba. Memaafkan.. Aku yakin, pintu surga akan senantiasa menerimamu dengan ikhlas pula.

Amin…

h1

Betapa beruntungnya…

4 September 2008

Seorang perempuan bercerita ;

“…………………………………………………………….

Setelah sekian tahun usiaku, baru aku sadari, betapa beruntungnya hidupku.

Aku adalah anak pertama dari 6 bersaudara, tidak penting bagi kami bahwa kami lahir dari rahim yang berbeda, bahwa Ibu kami hanya satu adalah ibuku, S, itu saja. Nama yang sangat Jawa. Sejawa penerimaan beliau pada nasib, yang sudah digariskan pada kehidupannya. Pun begitu, tidak lantas membuat beliau lemah. Ibuku keras hati, karena hanya dengan itulah beliau bernego dengan nasib.

Bapakku seorang pengusaha.. walau beliau bukan pengusaha besar, tetapi terkadang keberadaan 150 org di lapangan dan 10 org dikantor cukup menyita hari-harinya. Sehingga aku tidak begitu dekat dengan beliau, walau tak juga jauh. Tapi, tetap saja dimataku beliau adalah laki-laki yang paling sempurna. Kuingat sekali ketika ku remaja, aku selalu merasa seorang lelaki berkumis tebal adalah laki-laki yang paling tampan sedunia. Karena…. mirip Bapakku.

Aku memiliki seorang adik laki2. Yang darinyalah kami memiliki keseragaman karakter, mungkin karena kami berasal dari rahim yang sama. Berdua ketika kecil, kami saling bergantung saling melindungi. Pun ketika ketidakberdayaan menghancurkan kami. Kami tetap saling mengasihi.. semoga hingga nanti. (Amin…).

Anak ketiga dalam keluargaku adalah sepupuku. Sejak 3 tahun usianya, ia menjadi bagian dari keluargaku. Saat itu aku kelas 6 SD. Ayahnya meninggal, ketika ibunya masih menyusui adiknya. Aku mengasihinya sama persis seperti aku mengasihi adik kandungku.

Sekian tahun kami selalu bertiga. Hingga aku memiliki seorang anak.. Saat seorg gadis mungil belasan tahun datang ke rumahku. Begitu cantiknya dia, tubuhnya tinggi, wajahnya, suaranya, cara berjalannya, mirip denganku. Dia adalah adikku, anak keempat keluarga kami. Tidak lagi penting dari siapa ia dilahirkan, kami menganggapnya adalah adik kami. Dan ibu, dengan luasnya hati, menerima komitmen kami dengan ikhlas.

Beberapa tahun berlalu, Bapak sakit, kekuatiran yang memuncak memaksa kami untuk mencari tau adakah sisa jejak yang masih belum terselesaikan oleh Bapak? Disitulah aku temukan adik kami yang kelima. Seorang lelaki tampan, tinggi tegap dan sangat smart. Ibu sangat dekat dengannya.. karena, cuma dia satu-satunya yang masih bisa leluasa menengok ibu sewaktu-waktu, walau fakultas kedokteran tempatnya kuliah tidak pernah membiarkannya diam tanpa tugas yang menumpuk.

Satu lagi… adikku yang keenam… Tidak seorangpun dari kami berlima yang pernah tau wajahnya. Walau aku sangat ingin tau, aku sendiri ragu apakah mungkin semudah yang lainkah ia diterima dikeluargaku.

Betapa beruntungnya aku, saat ini, ada 5 orang adik yang aku miliki. Adikku I adalah penerus Bapak, pandai bergaul, memiliki hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya. Adikku II seorang profesional dgn suami seorang profesional pula. Adikku III seorang pekerja keras, memiliki kemampuan intelektual sangat baik, cantik dan pandai bergaul, ia juga telah merampungkan S2-nya dr UI, dan saat ini bekerja pada sebuah perusahaan yang cukup baik. Adikku IV, calon profesional, penyayang, perhatian. Adikku V, dari cerita yg kudengar, dia tak kalah pandai dari adik2ku lainnya.

Salahkah jika aku merasa sangat beruntung, tanpa aku sadari kehadiran mereka… karena kedatangan mereka yang begitu unik… aku memiliki 5 adik yang sangat istimewa… Bertalenta. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Yang begitu amat sangat menghormatiku, menyayangiku, walau mereka tak pernah sedikitpun mengatakannya padaku.

Puasa, Lebaran, kumpul2, kembang api…. selalu membuat hati menjadi sentimentil

…………………………………………………………………”

Betapa beruntungnya!!!