Archive for Mei, 2008

h1

Tulisan gak penting. Jangan dibaca…

23 Mei 2008

 

Sebenarnya saya tidak ingin menulis apa-apa

Tapi saya butuh wadah untuk memuntahkan isi dada

Saya mengatakan isi dada, karena isi kepala masih terkontrol dengan baik

Sedang isi dada, amarah, kecewa, benci, rasa teraniaya, tersakiti, Melonjak-lonjak tak terkendali

Sebagai manusia (saya merasa masih manusia walau sebenarnya saya hanyalah seonggok mesin yang diarahkan untuk berprilaku sesuai yang diharapkan siempunya kuasa, hanya karena SANG MAHA tidak memberi pilihan pada saya untuk berada pada kekuasaan yang sesuai keinginan saya), apa yang ada di dada bisa saya buang bersama limbah tangis ketika saya buang hajat tiap pagi. Tetapi, itulah… saya hanyalah mesin, menangispun menjadi tabu bagi saya.

Suatu saat, beberapa waktu yang lalu, ketika isi dada tidak terbendung, tangis saya meledak seperti ban truk yang pecah karena klebihan muatan. Apa yang saya dapatkan ketika saya sedikit, hanya sedikit, memperlihatkan ‘kemanusiaan’ saya, hardikan pedas lebih pedas dari sambelnya kantin 10 memekakkan telinga saya. Panasnya… masih terasa sampai hari ini.

Itulah… sekarang, saya hanya berusaha mencaci diri saya lewat tulisan tidak penting ini karena begitu bodoh, patuh pada aturan yang sudah ditanamkan turun temurun dari nenek moyang, hanya karena saya takut neraka dan ketakutan saya jika SANG MAHA menjadi murka kemudian menunjukkan kuasanya dengan AJAB!!

Padahal, saya yakin… SANG MAHA bukan tukang jagal yang tidak punya belas kasih. SANG MAHA bukan pendendam (seperti sinetron-sinetron murahan yang menggambarkan NYA laksana monster. Saya benci sinetron yang juga gak penting begini). Saya yakin, karena BISMILLAHI RAHMANI RAHIM adalah DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG.

 

 

 

Intinya… saya puas, menuliskan hal-hal yang memang gak penting tentang isi dada orang yang tidak penting.

 

h1

Balada kain Pel

21 Mei 2008

Seperti kain pel..

Digunakan untuk mengelap kotoran

Ketika kotoran tidak bersih

Kain pel dicuci

Diremas-remas

Diplintir-plintir

intinya…

Kain pel pula yang disakiti

Sangat tidak adil

Kain pel kan cuma sarana, membantu..

Tidak lebih

Sulitnya jadi kain pel